Assalamu'alaikum. Warohmatullahi. Wabarokatuhu..

Cari halaman Ini

Jumat, 13 Oktober 2017

BREATH-HOLDING SPELL adalah

BREATH-HOLDING SPELL, GANGGUAN RINGAN YANG BELUM DIKETAHUI SEBABNYA

Breath-holding spell adalah keadaan menahan napas dan tidak bersuara dalam hitungan 5-10 detik, kemudian menangis keras lagi. Saat menahan napas dan henti napas tersebut seringkali disertai biru pada kulit terutama bibir bayi. Meskipun bukan yang normal keadaan seperti ini seringkali tidak berbahaya dan tidak perlu dikawatairkan.
Sampai sekatang belum diketahui secara pasti apa penyebab gangguan ini. Biasanya gangguan ini dipicu saat menagis keras.
Tanda-tanda breath-holding spell:
Breath-holding spell tidak berbahaya dan bukan merupakan penyakit epilepsi. Serangan ini biasanya terjadi pada anak berusia 6 bulan hingga 2 tahun dan menyerang ketika anak baru terbangun dari tidur. Umumnya dalam sehari bisa terjadi 1-2 kali, namun setelah si kecil berusia 4 tahun akan hilang dengan sendirinya. Breath-holding spell, ditandai dengan gejala sebagai berikut :
  • Si kecil menangis keras dan menahan napasnya.
  • Di sekitar mulutnya akan terlihat warna biru lalu tidak sadarkan diri.
  • Tubuhnya menjadi kaku dan beberapa kali terlihat bergerak seperti kejang.
  • Keadaan si kecil akan kembali normal dalam waktu kurang dari 1 menit
Penanganan
  • Selama serangan. Anda tidak perlu panik karena serangan ini tidak berbahaya dan akan berhenti dengan sendirinya. Baringkan si kecil di atas tempat tidur. Dalam posisi terlentang rata, aliran darah ke otak akan membaik dan mungkin dapat mencegah timbulnya kejang. Letakkan kompres dingin di dahinya hingga ia sadar kembali. Catat lamanya serangan dan jangan memasukan sesuatu ke dalam mulutnya.
  • Setelah serangan. Tenangkan dirinya sambil Anda memeluknya. Jangan memperlihatkan wajah panik dan ketakutan Anda pada si kecil.
  • Pencegahan trauma. Kondisi yang paling berbahaya adalah trauma pada bagian kepala. Bila saat serangan terjadi si kecil sedang berada di dekat benda-benda keras, segera baringkan dia jauh dari benda tersebut.
Pencegahan
Karena sampai saat ini belum diketahui sebabnya serangan ini tdak dapat dicegah bila disebabkan si kecil terjatuh atau dalam kondisi marah dan ketakutan. Namun Anda bisa menghindari si kecil agar tidak menjadi biru dengan mengalihkan perhatiannya. Peluklah si kecil dan perlihatkan sesuatu yang menarik padanya. Anak yang mengalami anemia lebih sering mengalami serangan ini.

Meskipun tidak berbahaya, namun sebaiknya keadaan ini harus diberiyahukan kepada dokter. Segera periksakan kondisi si kecil ke dokter bila serangan terjadi lebih dari satu kali dalam seminggu dan berlangsung lebih dari satu menit. Pola serangan yang berubah juga perlu Anda perhatikan.
Sering terjadi pada penderita gangguan saluran cerna, gangguan hipersensitifitas dan alergi.
Penulis telah m,engadakan penbemitian pada 35 kasus bayi dengan breathholding spell. Hanpir bsebagian besar bayi mempunyai keluhan fungsi saluran cerna atau imaturitas saluran cerna lebih berat dibandingkan bayi yang lain. Ternyata dalam keadaan gangguan hipersensitifitas saluran cerna m,eningkat gangguan tersebut semakin sering dan semakin lama.
Pada umumnya bayi dengan gangguan breathholding spell  dengan gangguan saluran cerna meningkat  . Gangguan saluran fungsi cerna seperti sering MUNTAH/gumoh), kembung,“cegukan”, buang angin keras dan sering, sering rewel gelisah (kolik) terutama malam hari, BAB > 3 kali perhari, BAB TIDAK TIAP HARI. Feses warna hijau, hitam dan berbau.  Sering “ngeden, beresiko Hernia Umbilikalis (pusar), Scrotalis, inguinalis. Air liur berlebihan. Lidah sering timbul putih, bibir kering.
Biasanya disertai gangguan hipersensitifitas lainnya seperti sering timbul bintik kemerahan terutama di pipi, telinga dan daerah yang tertutup popok. Kerak di daerah rambut. Timbul bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Kotoran telinga berlebihan & berbau. Bekas suntikan BCG bengkak dan bernanah. Timbul bisul. Saluran napas bunyi grok-grok (hipersensitifitas bronkus) , kadang disertai batuk ringan. Sesak pada bayi baru lahir disertai kelenjar thimus membesar (TRDN/TTNB). Disertai sering bersin, hidung berbunyi, kotoran hidung banyak, kepala sering miring ke salah satu sisi karena satu sisi hidung buntu,
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar