Assalamu'alaikum. Warohmatullahi. Wabarokatuhu..

Cari halaman Ini

Kamis, 24 Oktober 2013

STEPHEN W LITTLEJOHN & KAREN A FOSS  TEORI KOMUNIKASI
 


PENGERTIAN 7 TRADISI DALAM ILMU KOMUNIKASI
1.      TRADISI SEMIOTIKA (Komunikasi sebagai proses berbagi makna melalui tanda)
Semiotika adalah ilmu mempelajari tanda. Tanda adalah sesuatu yang dapat memberikan petunjuk atas sesuatu. Kata juga merupakan tanda, akan tetapi jenisnya spesial. Mereka disebut dengan simbol. Banyak teori dari tradisi semiotika yang mencoba menjelaskan dan mengurangi kesalahpahaman yang tercipta karena penggunaan simbol yang bermakna ambigu. Ambiguitas adalah keadaan yang tidak dapat dihindarkan dalam bahasa, dalam hal ini komunikator dapat terbawa dalam sebuah pembicaraan dalam suatu hal akan tetapi masing-masing memiliki interpretasi yang berbeda akan suatu hal yang sedang dibicarakan tersebut. Tradisi ini memperhatikan bagaimana tanda memediasi makna dan bagaimana penggunaan tanda tersebut untuk menghindari kesalahpahaman, daripada bagaimana cara membuat tanda tersebut.

2.      TRADISI FENOMENOLOGI (Komunikasi sebagai pengalaman diri dengan orang lain melalui percakapan)
Tradisi fenomenologi menekankan pada persepsi orang dan interpretasi setiap orang secara subjektif tentang pengalamannya. Para fenomenologis menganggap bahwa cerita pribadi setiap orang adalah lebih penting dan lebih berwenang daripada beberapa hipotesis penelitian atau aksioma komunikasi. Akan tetapi kemudian timbul masalah dimana tidak ada dua orang yang memiliki kisah hidup yang sama.
Seorang psikolog Carl Rogers mendeskripsikan tiga kebutuhan dan kondisi yang cukup bagi sesorang dan perubahan hubungan, yaitu : (1) kesesuaian atau kecocokan, adalah kecocokan atau kesesuaian anatara individu baik secara perasaan didalam dengan penampilan diluar, (2) memandang positif tanpa syarat, adalah sebuah sikap dalam menerima yang tidak tergantung pada perbuatan, dan (3) pengertian untuk berempati, adalah kecakapan sementara untuk mengesampingkan pandangan dan nilai dan memasuki dunia lain tanpa prasangka.
3.      TRADISI SIBERNETIKA (Komunikasi untuk memproses informasi)
Tradisi sibernetika memandang komunikasi sebagai mata rantai untuk menghubungkan bagian-bagian yang terpisah dalam suatu sistem. Tradisi sibernetika mencari jawaban atas pertanyaan “How can we get the bugs out of this system?”
Ide komunikasi untuk memproses informasi dikuatkan oleh Claude Shannon dengan penelitiannya pada perusahaan Bell Telephone Company. Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa informasi hilang pada setiap tahapan yang dilalui dalam proses penyampain pesan kepada penerima pesan. Sehingga pesan yang diterima berbeda dari apa yang dikirim pada awalnya. Bagi Shannon, informasi adalah sarana untuk mengurangi ketidakpastian. Tujuan dari teori informasi adalah untuk memksimalkan jumlah informasi yang ditampung oleh suatu sitem. Dalam hal ini, gangguan (noise) mengurangi jumlah kapasitas informasi yang dapat dimuat dalam suatu sistem.Shannonmendeskripsikan hubungan antara informasi, gangguan (noise) dan kapasitas sistem dengan persamaan sederhana, yaitu : kapasitas sistem = informasi + gangguan (noise).
4.      TRADISI SOSIO-PSIKOLOGI (Komunikasi sebagai pengaruh antar pribadi)
Tradisi sosio-psikologi merupakan contoh dari perspektif ilmiah atau objektif. Dalam tradisi ini, kebenaran komunikasi dapat ditemukan dengan dapat ditemukan dengan teliti – penelitian yang sistematis. Tradisi ini melihat hubungan sebab dan akibat dalam memprediksi berhasil tidaknya perilaku komunikasi. Carl Hovland dari Universitas Yale meletakkan dasar-dasar dari hal data empiris yang mengenai hubungan antara rangsangan komunikasi, kecenderungan audiens dan perubahan pemikiran dan untuk menyediakan sebuah kerangka awal untuk mendasari teori. Tradisi sosio-psikologi adalah jalan untuk menjawab pertanyaan “What can I do to get them change?”
Dalam kerangka “Who says what to whom and with what effect” dapat dibagi menjadi tiga sebab atau alasan dari variasi persuasif, yaitu :
Who – sumber dari pesan (keahlian, dapat dipercaya)
What – isi dari pesan (menarik dengan ketakutan, mengundang perbedaan pendapat)
Whom – karakteristik audiens (kepribadian, dapat dikira untuk dipengaruhi)
Efek utama yang diukur adalah perubahan pemikiran yang dinyatakan dalam bentuk skala sikap baik sebelum maupun sesudah menerima pesan. Dalam hal ini kredibilitas sumber amat sangat menarik perhatian.Adadua jenis dari kredibilitas, yaitu keahlian (expertness) dan karakter (character). Keahlian dianggap lebih penting daripada karakter sistem.Shannonmendeskripsikan hubungan antara informasi, gangguan (noise) dan kapasitas sistem dengan persamaan sederhana, yaitu : kapasitas sistem = informasi + gangguan (noise).



5.  TRADISI SOSIO-KULTURAL (Komunikasi adalah ciptaan realitas sosial)
Tradisi sosio-kultural berdasar pada premis orang berbicara, mereka membuat dan menghasilkan kebudayaan. Kebanyakan dari kita berasumsi bahwa kata adalah refleksi atas apa yang benar ada. Cara pandang kita sangat kuatdibentuk oleh bahasa (language) yang kita gunakan sejak balita.
Kita sudah mengetahui bahwa tradisi semiotika kebanyakan kata tidak memiliki kepentingan atau keterikatan logis dengan ide yang mereka representasikan. Paraahli bahasa dalam tradisi sosio-kultural menyatakan bahwa para pengguna bahasa mendiami dunia yang berbeda. Edward Sapir dan Benjamin Lee Whorfdari University of Chicago adalah pelopor tradisi sosio-kultural. Dalam hipotesis penelitian mereka, linguistik adalah bagian dari struktur bentuk bahasa budaya yang berdasarkan apa yang orang pikirkan dan lakukan. Dunia nyata terlalu luas dan secara tidak sadar terbentuk pada bahasa kebiasaan (habits) dari kelompok. Teori linguistik ini berlawanan dengan asumsi bahwa semua bahasa itu sama dan kata hanya sarana netral untuk membawa makna. Bahasa sebenarnya adalah struktur dari persepsi kita akan realitas. Teori dalam tradisi ini mengklaim bahwa komunikasi adalah hasil produksi, memelihara, memperbaiki dan perubahan dari realitas. Dalam hal ini, tradisi sosio-kultural menawarkan membantu dalam menjembatani jurang pemisah budaya antara “kita” dan “mereka”.

6.  TRADISI KRITIS (Komunikasi sebagai cerminan tantangan atas percakapan yang tidak adil)
Tradisi kritis muncul di Frankfurt School Jerman, yang sangat terpengaruh dengan Karl marx dalam mengkritisi masyarakat. Dalam penelitian yang dilakukan Frankfurt School, dilakukan analisa pada ketidaksesuaian antara nilai-nilai kebebasan dalam masyarakat liberal dengan persamaan hak seorang pemimpin menyatakan dirinya dan memperhatikan ketidakadilan serta penyalahgunaan wewenang yang membuat nilai-nilai tersebut hanya menjadi isapan jempol belaka. Kritik ini sangat tidak mentolelir adanya pembicaraan negatif atau akhir yang pesimistis.
Teori-teori dalam tradisi kritis secara konsisten menentang tiga keistimewaan dari masyarakat sekarang, yaitu : (1) mengendalikan bahasa untuk mengabadikan ketidakseimbangan wewenang atau kekuasaan, (2) peran media dalam mengurangi kepekaan terhadap penindasan, dan (3) mengaburkan kepercayaan pada metode ilmiah dan penerimaan atas penemuan data empiris yang tanpa kritik.

7.      TRADISI RETORIKA (Komunikasi sebagai seni berbicara didepan umum)
Ada enam keistimewaan karakteristik yang berpengaruh pada tradisi komunikasi retorika, yaitu : (1) sebuah keyakinan yang membedakan manusia dengan hewan dalam kemampuan berbicara, (2) sebuah kepercayaan diri dalam berbicara didepan umum dalam sebuah forum demokrasi, (3) sebuah keadaan dimana seorang pembicara mencoba mempengaruhi audiens melalui pidato persuasif yang jelas, (4) pelatihan kecakapan berpidato adalah landasan dasar pendidikan kepemimpinan, (5) sebuah tekanan pada kekuasaan dan keindahan bahasa untuk merubah emosi orang dan menggerakkannya dalam aksi, dan (6) pidato persuasi adalah bidang wewenang dari laki-laki.

SEMOGA BERMANFAAT !!!

Festival Munara Wampasi

Festival Munara Wampasi

Munara Wampasi adalah saat pesta panen laut.  Pada pekan wisata ini bertepatan dengan saat dimana air laut surut, dimana yang biasanya 7- 10 meter menjadi 20 -30 cm di sekitar perairan Pulau padaido. Munara Wampasi berupa pesta panen sejuta ikan yang bersembunyi di balik batu di lahan seluas 10 ha, dimana para peserta dapat bersorak sorai sambil menangkap ikan bersama 2000 –an orang lainnya.


Dengan membawa jubi, tombak dan jaring mereka penuh semangat mengejar dan menangkap ikan di pantai Infendi Adoki. Para peserta saling berebut menangkap ikan, dan sesekali terdengar teriakan semangat dari para peserta sehingga menambah kemeriahan kegiatan menangkap ikan bersama ini.

Adapun antraksi lainnya yaitu Atraksi Apen bayeren yang biasa disebut manusia asbes, adalah atraksi budaya asli suku Biak. Atraksi ini diwariskan turun termurun selama ratusan tahun. Biasanya atraksi ini dilakukan saat masyarakat ingin mengadakan pesta perkawinan atau pesta panen. Atraksinya adalah para anak muda Suku Biak melakukan jalan di atas bara api. Mereka berjalan sambil menata dan menaruh keranjang yang berisi umbi-umbian. Besok pagi umbi-umbian yang sudah matang kemudian disantap bersama.

Selasa, 08 Oktober 2013

KEWIRAUSAHAAN - ENTREPRENEUR

1.  Wirausaha yaitu orang yang memiliki kemampuan melihat serta  menilai peluang-peluang bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mengambil sebuah tindakan yang tepat guna untuk meraih kesuksesan. Wirausaha biasa disebut Entrepreneur, seorang yang yang membangun sumber daya kerja, orang yang membawa perubahan, inovasi yang mampu meningkatkan suatu nilai yang lebih besar dari sebelumnya.

Wiraswasta adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk memberikan nilai tambah terhadap sesuatu produk sehingga memberi kepuasan lebih kepada pelanggan. Nilai tambah itu mempunyai sifat yang baru dan belum pernah ada atau belum pernah dilakukan oleh orang lain sebelumnya. Orang yang melakukan kegiatan wiraswasta disebut sebagai seorang wiraswastawan. Wiraswastawan juga sering disebut sebagai seorang inovator, karena kegiatan yang dilakukannya merupakan sesuatu yang benar-benar baru atau orisinil. Namun, seringkali kegiatan wiraswasta diasosiasikan dengan kegiatan bisnis yang sifatnya kecil dan mandiri. Hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Kalau kegiatan bisnis tersebut tidak menghasilkan nilai tambah yang baru, tidak bisa dibilang sedang melakukan kegiatan wiraswasta. Jadi, kata kunci dari wiraswasta adalah nilai tambah yang baru, orisinil, dan belum pernah ada sebelumnya.

Entrepreneur adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia entrepreneur didefinisikan :
"Sebagai orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya."

Kredibilitas adalah kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan. Aplikasi umum yang sah dari istilah kredibilitas berkaitan dengan kesaksian dari seseorang atau suatu lembaga selama konferensi. Kesaksian haruslah kompeten dan kredibel apabila ingin diterima sebagai bukti dari sebuah isu yang diperdebatkan.

2.   Kata kreatif berasal dari bahasa inggris “create” yg berarti menciptakan, creation artinya ciptaan. Kemudian kata tersebut diadopsi kedalam bahasa Indonesia yaitu kreatif yang memiliki kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru. Sedangkan proses kreatif disebut kreatifitas.

3.        Kata inovatif berasal dari kata bahasa inggis “innovate” yang artinya memperkenalkan sesuatu yang baru sedangkan innovative berarti bersifat memperbarui. Kemudian kata “innovate” dan “innovative” yang merupakan bahasa Indonesia dengan mengalami perubahan penulisan manjadi “inovatif” yang berarti bersifat memperkenalkan suatu yang baru. Sedangkan orang yang melakukan pembaharuan disebut “innovator”.

4.   Brand image atau brand description, yakni deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu (Tjiptono, 2005 : 49).
Brand Image merupakan sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat dibenak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image. Brand image itu sendiri memiliki arti kepada suatu pencitraan sebuah produk dibenak konsumen secara massal.


SEMOGA BERMANFAAT.. !! SALAM KOMUNIKASI .. :)