TAHAP PRA PRODUKSI
ANALISIS IDE CERITA
Sebelum
membuat cerita film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film. Hanya sebagai
hiburan, mengangkat fenomena, pembelajaran/pendidikan, dokumenter, ataukah menyampaikan
pesan moral tertentu. Hal ini sangat perlu agar pembuatan film lebih terfokus,
terarah dan sesuai.
MENYIAPKAN NASKAH
Jika
penulis naskah sulit mengarang suatu cerita, maka dapat mengambil cerita dari
cerpen, novel ataupun film yang sudah ada dengan diberi adaptasi yang lain.
Setelah naskah disusun maka perlu diadakan Breakdown naskah. Breakdown
naskah dilakukan untuk mempelajari rincian cerita yang akan dibuat film.
MENYUSUN
JADWAL DAN BUDGETING
Jadwal
atau working schedule disusun secara rinci dan detail, kapan, siapa saja, biaya
dan peralatan apa saja yang diperlukan, dimana serta batas waktunya. Termasuk
jadwal pengambilan gambar juga, scene dan shot keberapa yang harus diambil
kapan dan dimana serta artisnya siapa. Lokasi sangat menentukan jadwal
pengambilan gambar.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan saat menyusun alokasi biaya:
- Penggandaan naskah
skenario film untuk kru dan pemain.
- Penyediaan kaset video.
- Penyediaan CD blank
sejumlah yang diinginkan.
- Penyediaan property,
kostum, make-up.
- Honor untuk pemain, konsumsi.
- Akomodasi dan transportasi.
- Menyewa alat jika tidak
tersedia.
HUNTING
LOKASI
Memilih
dan mencari lokasi/setting pengambilan gambar sesuai naskah. Untuk pengambilan
gambar di tempat umum biasanya memerlukan surat ijin tertentu.
MENYIAPKAN
KOSTUM DAN PROPERTY
Memilih
dan mencari pakaian yang akan dikenakan tokoh cerita beserta propertinya.
Kostum dapat diperoleh dengan mendatangkan desainer khusus ataupun cukup
membeli atau menyewa namun disesuaikan dengan cerita skenario. Kelengkapan
produksi menjadi tanggung jawab tim property dan artistik.
MENYIAPKAN
PERALATAN
Untuk
mendapatkan hasil film/video yang baik maka diperlukan peralatan yang lengkap
dan berkualitas. Peralatan yang diperlukan (dalam film minimalis) :
- Clipboard.
- Proyektor.
- Lampu.
- Kabel Roll.
- TV Monitor.
Kamera video S-VHS atau Handycam.- Pita/Tape.
- Mikrophone clip-on wireless.
- Tripod Kamera.
- Tripod Lampu.
CASTING
PEMAIN
Memilih
dan mencari pemain yang memerankan tokoh dalam cerita film. Dapat dipilih
langsung ataupun dicasting terlebih dahulu. Casting dapat diumumkan secara luas
atau cukup diberitahu lewat rekan-rekan saja. Pemilihan pemain selain
diperhatikan dari segi kemampuannya juga dari segi budget/pembiayaan yang
dimiliki.
TAHAP PRODUKSI
TATA SETTING
Set construction
merupakan bagunan latar belakang untuk keperluan pengambilan gambar. Setting
tidak selalu berbentuk bangunan dekorasi tetapi lebih menekankan bagaimana
membuat suasana ruang mendukung dan mempertegas latar peristiwa sehingga
mengantarkan alur cerita secara menarik.
TATA
SUARA
Untuk
menghasilkan suara yang baik maka diperlukan jenis mikrofon yang tepat dan
berkualitas. Jenis mirofon yang digunakan adalah yang mudah dibawa, peka
terhadap sumber suara, dan mampu meredam noise (gangguan suara) di dalam
dan di luar ruangan.
TATA
CAHAYA
Penataan
cahaya dalam produksi film sangat menentukan bagus tidaknya keualitas teknik
film tersebut. Seperti fotografi, film juga dapat diibaratkan melukis dengan
menggunakan cahaya. Jika tidak ada cahaya sedikitpun maka kamera tidak akan
dapat merekam objek.
Penataan
cahaya dengan menggunakan kamera video cukup memperhatikan perbandingan Hi
light (bagian ruang yang paling terang) dan shade (bagian yang tergelap) agar
tidak terlalu tinggi atau biasa disebut hight contrast. Sebagai contoh jika
pengambilan gambar dengan latar belakang lebih terang dibandingkan dengan
artist yang sedang melakukan acting, kita dapat gunakan reflektor untuk
menambah cahaya.
Reflektor
dapat dibuat sendiri dengan menggunakan styrofoam atau aluminium foil
yang ditempelkan di karton tebal atau triplek, dan ukurannya disesuaikan dengan
kebutuhan.
Perlu
diperhatikan karakteristik tata cahaya dalam kaitannya dengan kamera yang
digunakan. Lebih baik sesuai ketentuan buku petunjuk kamera minimal lighting
yang disarankan. Jika melebihi batasan atau dipaksakan maka gambar akan terihat
seperti pecah dan tampak titik-titik yang menandakan cahaya under.
Perlu
diperhatikan juga tentang standart warna pencahayaan film yang dibuat yang
disebut white balance. Disebut white balance karena memang untuk
mencari standar warna putih di dalam atau di luar ruangan, karena warna putih
mengandung semua unsur warna cahaya.
TATA
KOSTUM (WARDROBE)
Pakaian yang dikenakan pemain disesuaikan dengan isi cerita. Pengambilan gambar dapat dilakukan tidak sesuai nomor urut adegan, dapat meloncat dari scene satu ke yang lain. Hal ini dilakukan agar lebih mudah, yaitu dengan mengambil seluruh shot yang terjadi pada lokasi yang sama. Oleh karenanya sangat erlu mengidentifikasi kostum pemain. Jangan sampai adegan yang terjadi berurutan mengalami pergantian kostum. Untuk mengantisipasinya maka sebelum pengambilan gambar dimulai para pemain difoto dengan kamera digital terlebih dahulu atau dicatat kostum apa yang dipakai. Tatanan rambut, riasan, kostum dan asesoris yang dikenakan dapat dilihat pada hasil foto dan berguna untuk shot selanjutnya.
TATA
RIAS
Tata
rias pada produksi film berpatokan pada skenario. Tidak hanya pada wajah tetapi
juga pada seluruh anggota badan. Tidak membuat untuk lebih cantik atau tampan
tetapi lebih ditekankan pada karakter tokoh. Jadi unsur manipulasi sangat
berperan pada teknik tata rias, disesuaikan pula bagaimana efeknya pada saat
pengambilan gambar dengan kamera. Membuat tampak tua, tampak sakit, tampak
jahat/baik, dll.
____
TAHAP PASCA PRODUKSI
PROSES EDITING
Secara
sederhana, proses editing merupakan usaha merapikan dan membuat sebuah tayangan
film menjadi lebih berguna dan enak ditonton. Dalam kegiatan ini seorang editor
akan merekonstruksi potongan-potongan gambar yang diambil oleh juru kamera.
Tugas
editor antara lain sebagai berikut:
- Menganalisis skenario bersama
sutradara dan juru kamera mengenai kontruksi dramatinya.
- Melakukan pemilihan shot yang
terpakai (OK) dan yang tidak (NG) sesuai shooting report.
- Menyiapkan bahan gambar dan
menyusun daftar gambar yang memerlukan efek suara.
- Berkonsultasi dengan sutradara
atas hasil editingnya.
- Bertanggung jawab sepenuhnya
atas keselamatan semua materi gambar dan suara yang diserahkan kepadanya
untuk keperluan editing.
REVIEW
HASIL EDITING
Setelah
film selesai diproduksi maka kegiatan selanjutnya adalah pemutaran film
tersebut secara intern. Alat untuk pemutaran film dapat bermacam-macam, dapat
menggunakan VCD/DVD player dengan monitor TV, ataupun dengan PC (CD-ROM) yang
diproyeksikan dengan menggunakan LCD (Light Computer Display).
PRESENTASI
DAN EVALUASI
Setelah
pemutaran film secara intern dan hasilnya dirasa telah menarik dan sesuai
dengan gambaran skenario, maka film dievaluasi bersama-sama dengan kalangan
yang lebih luas. Kegiatan evaluasi ini dapat melibatkan :
- Ahli Sinematografi.
- Untuk mengupas film dari segi
atau unsur dramatikalnya.
- Ahli Produksi Film.
- Untuk mengupas film dari segi
teknik, baik pengambilan gambar, angle, teknik lighting, dll.
- Ahli Editing Film (Editor).
- Untuk mengupas dari segi teknik
editingnya.
- Penonton/penikmat film.
Penonton biasanya dapat lebih kritis dari para ahli atau pekerja film. Hal ini dikarenakan mereka mengupas dari sudut pandang seorang penikmat film yang mungkin masih awam dalam pembuatan film.
" SEMOGA BERMANFAAT "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar