B. Jurnalistik sebagai objek studi ilmu komunikasi
1. Pengertian jurnalistik
Istilah jurnalistik berasal dari bahasa belanda journalistiek. Seperti halnya dengan
istilah bahasa inggris journalism
yang bersumber pada perkataan jornal, ini merupakan bahasa terjemahan dari
bahsa latin diurna yang berarti harian
atau setiap hari.
Dari berbagai literatur dapat dikaji definisi jurnalistik
yang jumlahnya begitu banyak, tetapi semuanya berkisar pada pengertian bahwa
jurnalistik adalah suatu pengelolaan laporan harian yang menarik minat khalayak
mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat. Apa saja yang
terjadi di dunia, apakah itu peristiwa faktual (fact) atau pendapat seseorang
(opinion), jika diperkirakan akan menarik perhatian khalayak, akan merupakan
bahan dasar bagi juurnalistik, akan menjadi bahan berita untuk disebarluaskan
kepada masyarakat, walaupun terkadang berita itu diselewengkan oleh pihak-pihak
tertentu.
Dengan majunya tekhnologi yang begitu pesat yang
menghasilkan radio dan televisi, jurnalistik menjadi sangat luas karna tidak
lagi mengelola laporan harian untuk sarana surat kabar, tetapi juga untuk
sarana radio dan televisi. Sungguhpun demikian, radio siaran dan televisi
siaran sebagai media elektronik telah menimbulkan pengaruh yang cukup berarti
terhadap jurnalistik surat kabar sebagai media cetak. Oleh karena itu, para
wartawan surat kabar berusaha mengubah teknik pengolahan berita dengan tujuan
agar khalayak pembaca tetap tertarik dan memerlukannya.
Revolusi tekhnologi menghasilkan penyempurnaan alat
percetakan yang mampu mengubah kecepatan menyusun huruf dan bahan berita
sehingga kecepatan mencetak surat kabar menjadi berlipat ganda. Dalam pada itu,
ilmupun telah berkembang sehingga jurnalistik dijadikan sebagai objek studi
secara ilmiah. Ilmu yang paling tepat untuk mempelajari dan meneliti kegiatan
jurnalistik adalah ilmu komunikasi.
2. Proses jurnalistik sebagai proses
komunikasi
Kegiatan jurnalistik sebagai suatu proses harus dilihat
sebagai peroses komunikasi. Dalam hubungan ini paradigma Lasswell yang
terkenal, yakni Who Says What In Which
Channel to Whom With What Effect, dapat diterapkan :
a.
Siapa Komunikan Jurnalistik
Jawaban terhadap pertanyaan diatas jelas adalah khalayak,
sejumlah orang dari masyarakat keseluruhan. Bagi jurnalistik pers khalayak
adalah pembaca ; yang buta aksara tidak termasuk kedalam khalayaknya. Hal ini
berlainan dengan komunikan jurnalistik radio dan televisi yang jumlahnya lebih
banyak karena meskipun buta aksara mereka akan mengerti semua berita yang
muncul dari pesawat radio maupun televisi.
b. Ciri
dan Sfat Media yang Dipergunakan
Ciri dan sifat media yang dipergunakan dalam rangka
kegiatan jurnalistik amat berpengaruh kepada komponen-komponen komunikasi
lainnya. Jurnalistik surat kabar berbeda dengan majalah, berbeda pula denan
radio dan televisi meskipun dalam hal-hal tertentu ada kesamaannya.
Karena yang bobotnya dibicarakan di sini adalah surat
kabar, maka yang akan dibahas lebih lanjut adalah media tersebut.
1)
Ciri surat kabar
a)
Publisitas
Pengertian
publisitas ialah bahwa surat kabar diperuntukan umum, karenanya berita, tajuk
rencana, artikel, dan lain-lain harus mencangkut kepentingan umum.
b)
Universalitas
Unniversalitas
sebagai ciri lain dari surat kabar menunjukan bahwa surat kabar harus memuat
aneka beriat mengenai kejadian-kejadian di seluruh dunia dan tentang segala
aspek kehidupan manusia.
c)
Aktualitas
Yang dimaksud
dengan aktualitas ialah kecepatan penyampaian laporan mengenai kejadian di
masyarakat kepada khalayak. Bagi surat kabar, aktualitas ini merupakan faktor
yang amat penting karena menyangkut persaingan dengan surat kabar lain.
2)
Sifat surat kabar
a)
Terekam
Ini berarti
bahwa berita-berita yang disiarkan oleh surat kabar tersusun dalam alinea,
kalimat, dan kata-kata yang terdiri dari huruf-huruf, yang dicetak pada kertas.
Dengan demikian, setiap peristiwa atau hal yang diberitakan trekam sedemikian
rupa sehingga dapat dibaca setiap saat dan bisa dipakai sebagai bukti unuk
keperluan tertentu.
b)
Menimbulkan perangkat mental secara aktif
Karena berita
surat kabar menyebabkan pembaca harus menggunakan perangkat mentalnya secara
aktif, maka wartawan yang menyusun harus menggunakan bahasa yang umum dan lazim
agar mudah dipahami.
c.
Pesan menyangkut kebutuhan komunikan
Dalam proses komunikasi, pesan yang akan diasampaikan
kepada komunikan menyangkut teknik trasnsmisinya agar mengenai sasarannya dan
mencapai tujuannya.
d. Efek
sesuai dengan tujuan
Efek yang diharapkan dari pembaca surat kabar tergantung
pada tujuan si wartawan sebagai komunikator. Tujuan komunikasi melalui media
surat kabar dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan seperti apakah tujuannya agar pembaca tahu ?, apakah
tujuannya agar pembaca berubah sikap dan perilakunya ?, atau apakah tujuannya agar pembaca meningkat
intelektualitasnya ?
e.
Yang harus dilakukan oleh wartawan sebagai komunikator
Meskipun
komponen komunikasi melalui surat kabar, yaitu wartawan, dibahas paling akhir,
ini merupakan hal yang paling penting karena berhasil tidaknya misi surat kabar
tergantung pada kemampuan dan keterampilan wartawannya. Pada surat kabar akan
merupakan kesatuan yang terpadu, yang pada gilirannya akan menghasilkan sebuah
surat kabar kesayangan masyarakat.
Demikianlah
beberapa hal mengenai jurnalistik sebagai pers ditinjau dari ilmu komunikasi,
suatu pembahasan yang hanya menekankan aspek-aspek yang esensial.
:) .. SMILE.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar