Istilah
hubungan masyarakat (Public
Relations )
atau yang disingkat “Humas”, merupakan lapangan baru di bidang komunikasi yang
tumbuh dan berkembang pesat pada permulaan dekade ke-20 ini. Perkembangannya
berkaitan erat dengan kemajuan masyarakat di berbagai bidang, terutama di
bidang industry, bisnis, perusahaan, bahkan akhir-akhir ini juga berkembang
pesat di bidang politik dan pemerintahan.
Dalam
pengertian teoritis, hubungan masyarakat merupakan bagian integral dari suatu
kelembagaan dan bukan suatu fungsi atau bagian yang berdiri sendiri. Hubungan
masyarakat adalah penyelenggara komunikasi timbal-balik antara suatu lembaga
tersebut. Dari pihak suatu lembaga, komunikasi seperti ini diajukan untuk
menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi terciptanya tujuan, kebijakan
dan tindakan lembaga tersebut. Dengan kata lain, Hubungan masyarakat berfungsi
menumbuhkan hubungan baik segenap komponen pada suatu lembaga dalam rangka
memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi. Semua ini
bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan penengertian dan kemauan baik (good
will) publiknya serta memperoleh opini public yang menguntungkan (atau
untuk menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan yang baik dengan public).
A. Humas Sebagai Objek
Studi Komunikasi
·
Komunikasi Paragdimatik dalam Konsep
Hubungan Masyarakat
1.
Pengertian dan sendi-sendi komunikasi
Komunikasi yang dimaksudkan adalah
komunikasi manusia (human communication), yakni komunikasi antara seseorang
dengan orang lain. Perkataan komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio,
yang menurut Kamus Latin-Indonesia karya Drs. K. Prent C.M., Drs. J.
Adisubrata, dan W.J.S Poerwadarminta, berarti “pemberitahuan”. Perkataan
communicatio tersebut bersumber pada kata communis yang berarti “sama”.
(Pada pokoknya, komunikasi mengandung situasi
keperilakuan sebagai minat sentral, di mana seseorang sebagai sumber
menyampaikan suatu kesan kepada seseorang atau sejumlah penerima yang secara
sadar bertujuan mempengaruhi perilakunya.)
2.
Bagaimana belangsungnya proses komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses,
suatu kelangsungan mesti ada orang yang menyampaikan suatu pesan tertentu dan
harus ada orang lain yang menerima pesan itu. Jadi, dalam proses komunikasi
paling sedikit harus ada tiga unsur, dua unsur diantaranya adalah manusia
(komunikator yang menyampaikan pesan dan komunikan yang menerima pesan), yang
satu lainnya adalah pesan.
a.
Proses komunikasi secara primer
Proses penyampaian paduan pikiran
dan perasaan seseorang secara langsung kepada orang lain dengan menggunakan
lambing (symbol). Lambang yang dipergunakan orang untuk berkomunikasi diklasifikasikan
sebagai :
Komunikasi verbal
Bahasa merupakan lambing verbal yang
terdiri atas kata-kata yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi, karena
bahasa mampu menyatakan pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain
mengenai hal yang kongkret maupun yang abstrak.
Komunikasi niverbal
Lambang lain yang dalam proses
komunikasi secara primer adakalanya dipergunakan, media primer ini antara lain
adalah :
1)
Kial
Kial sebagai terjemahan dari gesture
adalah isyarat dengan anggota tubuh, misalnya dengan menggerakkan tangan,
kepala, mata, bibir, dan sebagainya. Kial dinamakan juga bahasa tubuh (body
language) karena dengan gerakan anggota tubuh – seperti halnya dengan bahasa
lisan atau tulisan – seseorang dapat menyatakan pikiran dan perasaan.
2)
Gambar
Gambar adalah lambing lain yang
dapat dipergunakan sebagai media komunikasi primer. Dengan gambar seseorang
dapat menyatakan pikiran dan perasaannya kepada orang lain.
3)
Warna
Warna dapat pula menjadi lambing
dalam fungsinya sebagai media komunikasi, baik warna itu tunggal maupun
terkombinasi. Dalam situasi tertentu, warna sebagai media komunikasi bisa lebih
efektif daripada lambing-lambang lainnya. Sebuah keluarga yang memasang bendera
putih di depan rumahnya memberi tahu kepada khayalak bahwa di rumah itu ada
anggota keluarga yang meninggal.
b. Komunikasi tatap muka
sebagai komunikasi primer
Komunikasi secara primer berlangsung
secara tatap muka, saling menatap atau saling melihat antara komunikator dan
komunikan sebagai pelaku komunikasi. Karena itu komunikasi seperti ini
dinamakan komunikasi tatap muka (face-to-face communication). Komunikasi tatap
muka ini berlangsung dalam dua jenis situasi, yakni :
Komunikasi antarpesona
Atau sering disebut komunikasi
pribadi (interpersonal communication) adalah proses penyampaian paduan pikiran
dan perasaan oleh seseorang kepada seseorang lainnya agar mengetahui, mengerti,
atau melakukan kegiatan tertentu.
Komunikasi kelompok
Adalah proses penyampaian paduan
pikiran dan perasaan kepada sejumlah orang agar mereka mengetahui, mengerti,
atau melakukan kegiatan tertentu. Atau, dengan rumusan lain, komunikasi
kelompok adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang komunikator kepada
sejumlah komunikan untuk mengubah sikap, pandangan, atau perilakunya.
c.
Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder
adalah proses penyampaian paduan pikiran dan perasaan seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan suatu sarana sebagai media.
Sarana tersebut adalah media kedua,
sedangkan media pertama adalah lambang (bahasa). Media kedua baru berfungsi
apabila media pertama berfungsi. Jadi, dalam proses komunikasi, media kedua
dipergunakan oleh seorang komunikator apabila komunikan yang dituju berada di
tempat yang jauh atau jumlahnya banyak.
Dalam kehidupan sehari-hari, yang
disebut media komunikasi itu adalah media kedua seperti surat, radio, televisi,
surat kabar, dan lain-lain yang berwujud.
·
Komunikasi Persuasif
Seseorang yang menyampaikan pikiran
dan perasaannya kepada orang lain agar menerima suatu kepercayaan, mengubah
sikapnya, atau melakukan suatu tindakan. Dengan lain perkataan, ia
berkomunikasi dengan suatu tujuan tertentu.
1. Pengertian persuasi
Dalam bahasa Inggris persuasion
berasal dari kata Latin persuasion, yang secara harfiah berarti hal
membujuk, hal mengajak, atau meyakinkan.
Kenneth E. Andersen dalam bukunya, Introduction
to Communication Theory and Practice, mendefinisikan persuasi sebagai
berikut :
(Suatu proses komunikasi
antarpersona di mana komunikator berupaya dengan menggunakan lambang-lambang
untuk mempengaruhi kognisi penerima, jadi secara sengaja mengubah sikap atau
kegiatan seperti yang diinginkan komunikator. )
Edwin P. Bettinghause dalam bukunya,
Persuasive Communication, tidak mendefinisikan persuasi, tetapi langsung
menghubungkannya dengan pengertian komunikasi persuasive. Ia mengatakan sebagai
berikut :
(Agar bersifat persuasive suatu situasi
komunikasi harus mengandung upaya yang dilakukan oleh seseorang dengan sadar
untuk mengubah perilaku orang lain atau sekelompok orang lain dengan
menyampaikan beberapa pesan.)
2. Persuasi versus koersi
Meskipun terdapat perbedaan dalam
melaksanakannya, ada persamaan dalam tujuan. Istilah koersi atau dalam bahasa
Inggris coercion, berasal dari bahasa Latin coercion yang secara
harfiah berarti “pengekangan”, dan secara maknawiah berarti “upaya mencapai
suatu tujuan dengan menggunakan kekuatan”. Itulah istilah korsi. Dan komunikasi
koersif (coersive communication) berarti proses penyampaian pesan (pikiran
perasaan) oleh seseorang kepada orang lain untuk mengubah sikap, opini, atau
perilaku, dengan gaya yang mengandung paksaan. Jadi, persamaan komunikasi
persuasif dengan komunikasi koersif ialah dalam tujuannya, sama-sama mengubah
sikap, opini, atau perilaku. Perbedaannya adalah dalam gayanya, jika komunikasi
persuasif dilakukan secara psikologis yang mengandung ajakan, bujukan, imbauan,
atau rayuan, komunikasi koersif dilakukan secara imperatif yang mengandung
sanksi, ancaman, kekhawatiran dan ketakutan.
·
Komunikasi dan Opini Publik
Istilah opini publik sebagai
terjemahan dari bahasa Inggris Public opinion, yang di masyarakat kita
dikenal dengan istilah pendapat umum.
John Dewey dalam karyanya “The Public and Its Problems”
mendefinisikan publik sebagai “sekelompok orang yang bersama-sama
dipengaruhi oleh suatu kegiatan atau gagasan khusus” (a group of individuals
who together are affected by a particular action or idea).
Istilah opinion yang kita
terjemahkan menjadi “opini” itu, didefinisikan oleh Cutlip dan Center sebagai
“pengekspresian suatu sikap mengenai persoalan yang mengandung pertentangan”
(the expression on a controversial issue). Jadi opini mengandung pertentangan
dan perselisihan, lain dengan fakta yang diterima secara umum.
1.
Opini publik sebagai efek komunikasi
Selama opini merupakan opini
seseorang (individual opinion), tidak akan menimbulkan permasalahan.
Permasalahan akan timbul apabila opini itu menjadi opini publik (public
opinion), menyangkut orang banyak karena berkaitan dengan kepentingan orang
banyak. Terjadilah komunikasi diantara orang banyak itu dengan menampilkan
pendapat masing-masing yang berbeda satu sama lain.
2.
Jenis-jenis opini
a.
Opini individual (individual opinion)
Pendapat seseorang secara
perseorangan mengenai sesuatu yang terjadi di masyarakat. Pendapat yang bisa di
setujui, bisa juga tidak di setujui.
b.
Opini pribadi (private opinion)
Pendapat asli seseorang mengenai
suatu masalah sosial. P endapat seseorang belum tentu merupakan opini pribadi,
mungkin ia ambil alih opini orang lain disebabkan dia menyetujuinya, lalu dalam
suatu pergunjingan dikomunikasikannya kepada orang lain sebagai opininya
sendiri, tetapi bukan opininya pribadi.
c.
Opini kelompok (group opinion)
Pendapat sekelompok mengenai masalah
sosial yang menyangkut kepentingan banyak orang, termasuk sekelompok orang
tadi.
d.
Opini mayoritas (majority opinion)
Pendapat orang-orang terbanyak dari
mereka yang berkaitan dengan suatu masalah yang pro, mungkin yang kontra,
mungkin yang mempunyai penilian lain.
e.
Opini minoritas (minority opinion)
Kebalikan dari opini mayoritas.
Opini minoritas adalah pendapat orang-orang yang relative jumlahnya sedikit
dibandingkan dengan jumlah mereka yang terkait dengan suatu masalah sosial.
f. Opini massa (mass opinion)
Berawal dari pendapat orang yang
bersifat kontroversial atau mengandung pertentangan sebagai hasil pergunjingan
terbuka mengenai masalah yang menyangkut kepentingan umum.
g. Opini umum (general opinion)
Pendapat yang sama dari semua orang
dalam suatu masyarakat mengenai masalah yang menyangkut kepentingan umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar