Assalamu'alaikum. Warohmatullahi. Wabarokatuhu..

Cari halaman Ini

Kamis, 10 Desember 2015

Berita Biak - Mahasiswa Papua Kecam Pemerintah Terkait Kasus “Biak Berdarah”

Mahasiswa Papua Kecam Pemerintah Terkait Kasus  “Biak Berdarah”

Senin, 06 Juli 2015
Debora Sanadi




MALANG TIMES – Puluhan mahasiswa asal Papua yang menempuh kuliah di beberapa Perguruan Tinggi di Malang menggelar aksi damai. Mereka mengecam pemerintah karena dinilai tidak tegas dan lambat dalam mengusut kasus “Biak Berdarah” yang menelan korban warga sipil sebanyak 230 orang.

Puluhan mahasiwa tersebut tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Malang. Aksi dimulai pada pukul 11.00 WIB, Senin (6/7/2015) dari depan Stadion Gajayana dan berakhir di depan Balaikota Malang.
“Hari ini, tepatnya 6 Juli 2015, adalah hari berduka bagi kami. Yakni bertepatan dengan 13 tahun terjadinya kasus “Biak Berdarah”. Kasus “Biak Berdarah” itu adalah tragedi kejahatan terhadap kemanusiaan di Biak, Papua,” jelas Sayor, Koordinator aksi, saat ditemui di sela-sela aksi, Senin (6/7/2015).

Tragedi tersebut kata Sayor telah menewaskan setidaknya 230 korban. Detailnya, sebanyak 8 orang meninggal dunia, 3 orang hilang, 4 orang terluka, sebanyak 33 orang ditahan tanpa ada alasan jelas dan sebanyak 150 orang disiksa dan sisanya masih belum diketahui alias misterius.

Tragedi tersebut jelas Sayor, sebenrnya berawal dari berkibarnya bendera “Bintang Kejora” di Pelabuhan Biak. Saat itu, ada aksi damai yang dilakukan oleh penduduk sekitar. Akibat kejadian tersebut sebanyak 230 orang itu hilang. “Ada yang dibunuh ada yang tidak diketahui keberadaannya,” katanya.

Mahasiswa yang kuliah di Malang, yang juga warga Papua katanya jelas merasa dikhianati oleh pemerintah saat ini. Karena pemerintah tidak pernah mengusut tuntas tragedi tersebut.
“Pemerintah hanya memanfaatkan kekayaan alam Papua. Tapi akyatnya ditindas dan dibunuh. Karenanya, kami wajib melawannya,” katanya dengan nada bersemangat.

“Saya dan kawan-kawan berharap, seruan kami ini didengar oleh Presiden Jokowi dan JK. 

Setidaknya kami sudah berusaha menyuarakan suara dan hak kami sebagai warga Papua. Dan semoga kawan media dan jurnalis bisa ikut membantu dalam aksi ini,” harapnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar